Powered By Blogger

Sabtu, 12 Maret 2011

Pencak Silat Tenaga Dalam (Kumpulan)

Assalam Mu'alaikum,
Selama ini pengertian saya ..tenaga dalam yang berbentuk nafas murni itu merupakan fondasi dari belajar tenaga rohani. Istilahnya spt. kabel-2x yang harus dipasang yang kuat agar dapat menerima getaran-2x atau struman yang berkekuatan tinggi. Kalau diumpamakan kabel itu diri kita, struman yang berkekuatan tinggi itu tenaga. Pesilat yang tekun berlatih tenaga dalam akan lebih tanggap dan cepat terlihat hasilnya pas dia berlatih tenaga rohani.
Apakah itu betul ? Kalau kita lihat Shaolin contohnya, biksu-2x tsb. berlatih KungFu agar fisik mereka bagus agar dapat lebih kuat bertaqwa.
Kalau menurut Mas O'ong dan Mas Eki bagaimana ? Apakah tenaga fisik prereq utk tenaga dalam ..seterusnya tenaga dalam adala prereg utk tenaga rohani ?
Memang menarik berbicara tenaga dalam,bathin, kerohanian tak akan ada habisnya.
Saya setuju dengan anda bahwasanya ilmu kerohanian/bathin bukan tenaga dalam.
Istilah "tenaga dalam" sesungguhnya di dinegeri kita diperkenalkan asmarawan Kho Pung Ho yang menyadur cerita silat China ke dalam bahasa Indonesia. Orang-orang kebanyakan hanya mengenal ilmu bathin , kerohanian, kanuragan, dukdeng, dsb.Kalangan pencinta pencak silat saja tidak keseluruhan tahu apa itu tenaga dalam, kecuali pencinta pembaca buku kecil saduran Om Kho Ping Ho dari Grojokan Sewu Solo.
Sejak tahun 1980 an terjadi perubahan situasi dimana saat itu masyarakat sangat tabu berbicara tentang atau menggunakan istilah kebathinan, dimana modernisasi Islam semakin kuat (orthodok).
Kepercayaan terhadap Ketuhan Yang Maha Esa saja dikeluarkan dari Departenmen Agama dan dimasukkan kedalam Departement Kubudayaan. Meskipun sesepuh IPSI Bp.Soeharto sendiri orang kebathinan Jawa.
Sejak 1987 ilmu olahnafas made in China : Taichi, Waitangkung dan Chikung berkembang pesat di Jakarta, keadaan ini membingungkan pendekar-pendekar pencak silat di Jakarta. Ingat.....sejarah pencak silat dipertandingkan sejak 1973 karena Karate tumbuh sangat pesat dan digemari anak-anak muda dan meliter. Agar pencak silat tetap dikenali sbg seni beladiri bangsa, maka pencak silat dipertandingkan, meskipun PPSI organisasi pencak silat dari Jabar tidak setuju untuk itu. Permasahannya ini sama dg diatas untuk menjegah meluasnya seni olah nafas made in China, maka Mas Zaenal Effendi yang sangat gila pencak silat wartawan "Tabloit Bola" Mengundang dan menyeponsorin "PS.Sim Lam Ba"(Bp.Gondo) untuk mendemonstrasikan kebolehannya berupa ilmu kontak dan ilmu pengobatan. Ceritera ini di blo up oleh Tablolit Bola dengan menyebut bangsa kita juga memiliki ilmu 'TENAGA DALAM' seperti orang China.
Menurut saya yang juga belajar ilmu Sim Lam Ba di Cilandak kepada Almarhum Bp Ibrahim, berkesimpulan ini bukan tenaga dalam karena masih menggunakan amalan dan methoda olahnafas nya sangat sedikit sekali, jika saya bandingkan sewaktu saya mengadakan penelitihan di Sou Liem Temple China, justru sebaliknya penekanan iman dan taqwanya yang dominan.
Sejak Sin Lam Ba masyarakat mengenal istilah penggunaan tenaga dalam dan menjanjikan penyembuhan kesehatan, tetapi tidak tahu benar apa yang tenaga dalam yang sesungguhnya. Masyarakat umum mengenal yang begituan itu adalah tenaga dalam.
Perkembangan terus melaju semenjak diramaikannya oleh banyak perguruan Tenaga Dalam dari Yogyakarta dengan memasang plang-plang nama dan besar-besar. Sekarang sudah kabur masyarakat tidak tahu benar itu tenaga dalam atau kebathinan/kerohanian.Untuk perguruan pencak silat yang bernuansa kebathinan merupakan suatu keberuntungan dengan istilah baru ini, karena dapat bebas berkembang tampa mendapat tekanan kelompok kecil group Islam fondamentalis.
Merupakan baju baru untuk perguruan tersebut diatas. Memang seharusnya kita yang tahu mengclear kan permasalahan ini, pertanyaannya apakah masyarakat perlu untuk itu. Masalahnya disaat ini, dimana situasi negara tidak semakin menentu dan tidak menjanjikan keamanan dan kestabilan ekonomi kepada masyarakatnya
Orang akan mencari aternatif praktis dari segi kesehatan dimana masyarakat di RI tidak dicover oleh asuransi kesehatan, pelayanan kesehatan akan terasa sangat mahal sekali(seperti di US) kegiatan pelatihan "tenaga dalam" atau kerohanian yang menjanjikan kesehatan adalah aternatif pertama untuk itu. Dari segi keamanan dizaman police dan meliter tidak lagi dapat bekerja seperti dalam profesinya melindungi masyarakat, pelatihan "tenaga dalam" atau kebathinan menjadi pilihan utama untuk menjaga kelangsungan hidupnya
Menurut saya...tenaga dalam itu adalah kekuatan ( energi)luarbiasa yg merupakan anggota kelengkapan di tubuh manusia sebagaimana halnya panca indra & anggota tubuh badan lainnya.Tenaga dalam ini bisa dibangkitkan dgn melakukan jurus2 silat yg dipadukan dgn olah nafas serta konsentrasi2 tertentu.Semakin rutin & lama seorang pesilat melakukan latihan silat & olah nafas tsb maka pesilat tsb dapat menggunakan tenaga dalam tsb sesuai dgn kehendak hatinya.Bisa utk kekebalan,pagar badan,pukulan jarak jauh,pengobatan, dsb.Ini merupakan sesuatu yg logic & tidak ada unsur2 klenik sama sekali.Sama halnya seperti Mas O'ong jadi juara dunia silat....kalo Mas O'ong tidak latihan keras & teratur..mana mungkin bisa jadi juara.Mana mungkin kita naik kelas kalo malas belajar.Logic khan....
Nah... kalo seorang pesilat mengamalkan do'a2, jampi2, mantera2,aji2an, amalan2 yg diajarkan oleh perguruannya...itu namanya bukan tenaga dalam.Sekali lagi saya ulangi....BUKAN TENAGA DALAM.praktek2 seperti itu namanya Tenaga rohani atau Kerohanian atau Kebatinan atau Ilmu selamat atau ilmu Tua.Pada hakekatnya doa2,amalan2 aji2an,mantera2 tsb adalah memohon kepada suatu kekuatan diluar tubuh manusia dgn harapan pesilat tsb dianugrahi kesaktian.Kekuatan di luar tubuh manusia ini bisa macam2 tergantung dari do'a2 yg diamalkan pesilat tsb.Ada amalan yg memohon kepada setan atau jin & bangsa2 siluman lainnya.Ada juga amalan yg memohon kepada Gusti Alloh atau Jesus atau Hyang Widhi atau Buddha dsb.Kerohanian ini tidak didapatkan dgn latihan silat & olah nafas yg keras sampe badan bengkak2 ato pegal2 linu ato muntah2 saking capeknya.Kerohanian ini cukup mengamalkan baca2an tsb sambil duduk sila secara rileks dan memakan waktu mulai dari hitungan menit sampe berjam2.
Nah...kalo ada pesilat yg mendapatkan kesaktiannya dari amalan2,jampi2,aji2an ...maka pesilat tsb bukan memiliki tenaga dalam tetapi memiliki tenaga rohani.Adapun tingkat kerohaniannya barulah tingkat kerohanian yg paling dasar( ban putih ).Kenapa begitu...?? Karena justru tingkat kerohanian tertinggi adalah tidak mengharapkan kesaktian sama sekali tapi benar2 mengharapkan pertolongan dari Gusti Alloh karena sesungguhnya manusia ini sangatlah lemah dan tidak memiliki kekuatan sama sekali.( benar2 memasrahkan dirinya kepada yang Maha Kuasa).
Amalanya adalah banyak minta ampun & mohon disucikan hatinya serta mohon perlindungan & keselamatan.
Apakah perguruan Marga Luyu itu sejalan dengan perguruan seperti Pagar Nusa yang memakai kombinasi pernafasa/doa ?
Pesilat yg ideal itu memang sebaiknya mempersiapkan dulu fisiknya dgn latihan pemanasan lengkap sekujur tubuhnya & streching yg keras & teratur.Barulah pesilat tsb latihan jurus2 silatnya ( baik tangan kosong maupun dgn senjata ) yg digabung dgn olah nafas.Dari hasil latihan seperti ini....maka tenaga dalam tsb akan terolah dan dapat dipergunakan sekehendak hatinya.Ini bukan pekerjaan semalam & singkat...perlu latihan yg benar & lagi2 teratur.Nah....setelah tenaga dalamnya bagus....barulah pesilat tsb masuk ke masalah kerohanian.
Sebenarnya bisa saja kita tidak perlu latihan silat utk belajar kerohanian.Banyak orang2 yg bukan pesilat tapi memiliki kemampuan kerohanian ( bukan tenaga dalam ) seperti Kyai2, biksu2, dukun santet, & paranormal maupun orang2 yg suka tirakat.Tapi dari sudut pandang dunia persilatan....hal seperti itu tidak ideal karena mereka tidak memiliki kemampuan gerak silat & permainan senjata yg sebenarnya penghantar( hard ware ) buat tenaga dalam itu sendiri.
Kita berlajar silat untuk membela diri dari serangan manusia, mereka harus mempelajari beladiri dan ilmu untuk bertahan hidup melawan Lion, Leopard, Chitta, Gajah, Badak dsb. Boleh dibayangkan.........silat yang bagaimana itu ?????
Oke kita kembali kepertanyaan semula "tenaga dalam" dan kerohanian.
Betul sekali memang ada hubungannya satu sama yang lain jika berlatih berkesinambungan.
Menurut sahabat saya Ir.Syukat Ali dozen UGM Yogyakarta dan pendekar Perisai Diri Kerohanian Yogyakarta.
Berlatih pernafasan adalah bertujuan untuk membuka yang artinya membangkitkan kundalini(pusat energi) yg terbungkus antara dubur dan kelamin. latihan olah nafas ini minimum sampai pada cakra jantung agar dapat menghimpun tenaga "prana". Cakra dalam tubuh dipilah menjadi tiga bagian yaitu cakra mayor, minor dan mini.
Jika masih diperingkat olahnafas bertujuan untuk kanuragan(kebal,tahan api dsb)maka kundalininya berada di lutut kiri, sedangkan cakra kerohaniannya tertutup. Jika mempelajari kerohanian secara benar maka inti kundalinya naik maka cakra kerohaniannya terbuka. Kualitas seseorang dapat ditentukan dari cahaya batinnya. Jika pesilat itu sudah sampai diperingkat kerohanian, tenaga dalam yang dihasilkan adalah tenaga dalam murni. Dalam peringkat ini ditekankan pesilat harus rajin berlatih nafas segitiga( jurus pernafasan, latihan gerak dan bersemedi) untuk meningkatkan kerohaniannya.
Jika pesilat di Sao Liem Temple memang pekerjaannya sehari hari selama 4 jam sehari berlatih nafas segi tiga itu, meditasi sudah kewajiban, memang mereka dipersiapkan untuk menjadi "mong" berbeda dg kita.
Mereka mempercayai bahwasanya dalam nafas mengandung oxsigen, atom yg bermuatan listrik dan gizi.
Saya menarik kesimpulan,kesamaannya menekuni latihan nafas segitiga di PD untuk meningkatkan cipta, rasa dan karsa untuk....??????? sedangkan di Sao Liem menjadikan satu jagad kecil(micro cosmos) dan jagad besar(macro cosmos) atau menjadi menitis dg Shang Budha.
Sungai akan bermuara ke lautan/ semuanya akan kembali kepada sang pencipta
metode pernapasan:
intinya mengkondisikan tubuh kita untuk mengaktifkan tenaga cadangan yang kita miliki (di ATP). biasanya tenga cadangan tsb berfungsi ji dldm ke adaan terdesak. Misal anda di kejar anjing galak, scr otomatis teanaga cadangan tsb aktif, makanya lari anda bisa sangat kencang sekali, yg dalam keadaan biasapun anda tdk mungkin lari secepat itu.
Selain itu dgn metode pernafasan, tubuh dilatih untuk menghadapi kondisi yg tidak biasanya, misalnya dengan menahan napas yg lama, kemudian buang sambil mengejangkan bagian tubuh tertentu, saat itu sel-2 tubuh akan mengeras, makanya org yg berlatih tenaga dalam cara itu tubuh nya kenyal dan kuat.
Dengan metode doa, masih banyak kontroversi org-org. apakah kekuatan yg diperoleh benar-2 mrpk ridho dari Allah SWT, atau pekerjaan jin.
menurut saya yg dengang amalan doa sangat tipis batasnya dengan syirik. bukankah doa/dzikir yg kita panjatkan, sebenarnya harus benar-2 Lillahi Ta'alla?
Sesungguhnya segala amalan tergantung amalannya.
Jadi apabila kita berdikir untuk memohon selain ridho Allah , misalnya untuk daya linuwuh, tentunya kita akan dapatkan itu, tapi apakah benar-benar Allah yg memberikannya?
BIsa saja pekerjaan jin utk menyesatkan manusia, agar semua amalannya (zikirdoa dll) tidak diniatkan Lillahi ta'ala... 
Allah mengatakan "berdoalah kepadaku , maka aku akan mengabulkannya". Begitu statement Allah kepada semua hambanya yang penting di jalan Allah.
Doa adalah kewajiban setiap kita hendak melakakukan sesuatu.Contoh
Lembaga Seni Bela Diri Tenaga Dalam Satria Nusantara yang memiliki anggota di setiap kota kabupaten di tanah air dan bahkan juga kita dapati di mancanegara.Merupakan perguruan tenaga dalam yang sangat besar sekali jumlah anggotanya.
Mengharuskan membaca doa sebelum memulai dan sesudah berlatih seperti.
Dalam berlatih pernafasan halus diharuskan melakukan dzikir, sebelum mengadakan praktek pengobatan membacakan do'a " ALLOHUMMA ROBBANNASI ADZ HIBAL BA'SI,ISYPI ANTASY SYAAPI, LAA SYIPAA-A ILLAA SYIPAA-UKA, SYIPAA ALLAA YUGHOODIRU SAQOMAN.
Artinya
Tuhanku, Tuhan segala manusia, hilangkanlah penyakit, sembuhkanlah, engkaulah penyembuh. Tak ada penawar selain dari penawarmu, penawar yang menghabiskan penyakit.
Mereka harus tetap bersandar kan diri kepada Allah yang Maha kuasa. Jika setiap nafas keluar dan masuk menyebut asma Allah, niscaya kita selalu dalam lindungannya dan terhindar dari perbuatan zirik. Jikalau kita yakin berdoa adress nya kepada Allah kenapa kita kawatir ?
Bagaiamana jika kekuatan tenaga dalam yang notabene kekuatan dalam manusia di gunakan dalam, hal kejahatan dihadapan hukum Allah ? Setimpalkah dengan muzrik ? karena mendahului taqdir. 
. Wajib bagi kita untuk berdoa memohon perlindungan sebelum dan sesudah melakukan aktifitas ataupun pertolongan lain.
Namun saya tetap lebih setuju apabila pembentukan tenaga dalam dan metafisika ( saya sangat menbedakan anatar kedua pengertian istilah ini -->setuju dengan bang ekki) hanya melalui teknik pernafasan.
Sekarang kembali dengan yang menggunakan amalan doa/mantra/sejenisnya.
KEtidak setujuan saya adalah (sebagian seperti pernah diutarakan sblnya): -->dlm kapsitas saya sebagai muslim
-banyak mantra-mantra yang seakan akan islami, namun tidak jelas dasar hukumnya (sesuai al-quran dan al hadist kah?)
-mencampuradukan doa2/dzikir-2 islam dengan mantra-2 yg jelas-2 tidak ada ajarannya dalam islam
-apalagi ditambahi minta pertolongan kpd org tertentu yang dianggap wali (yang telah meninggal,Beliau sudah wafat, apa yang bisa beliau lakukan? dalam al quran dunia kita dengan dunia -nya org yg telah meninggal tidak bisa saling berhubungan. Oleh Rasul SAW saja kita dilarang berdoa dengan meminta pertolongan kepada beliau, hanya kpd ALLah.
-pada intinya berusaha meng-islamkan cara-2 mereka untuk memperoleh tng gaib tsb. Mempelajari doa/dzikir2 untuk memperoleh tng gaib misal kekebalan dll sangat tipis batasnya dengan perbuatan syirik. Rasul saja pernah terluka dalam suatu peperangan, pernah giginya patah saat diserah orang kafir.
Jadi sebaiknya kita jauhi sesuatu yg mendekati perbuatan tsb. Ibaratnya kita berjalan sendirian di tengah malam, dengan perasaan tenang, karena kita memegang pistol. Berarti kita berlindung kpd pistol , bukan kepada ALlah.
Saya masih ingin berlanjut berdiskusi mengenai hal ini, karena masih banyak orang-orang yang mempermasalhkan hal ini. bukannya untuk mencari mana yang paling benar, karena kebenaran yang hakiki datangnya dari Allah 
materie pelajarannya, tingkat pertama dukdeng(kanuragan), tingkat kedua rahayu(pengobatan dan menolong orang lain)ketiga manunggal( menjadi satu dg tuhan dalam pengertian rasa, bukan rasio). Ilmu kejawen ini adalah asli Jawa dari peninggalan Majapahit, sama sekali tidak mejebut nama-nama Tuhan agama nabawi. Materie pelajarannya juga menekankan olahnafas untuk membangun cahaya yg mengelilingi tubuh, saya tidak tahu apa itu cakra, medan magnid atau medan listrik dsb.
Untuk melakukannya tidak banyak pantangannya, hanya tidak boleh meniduri istri orang(pager ayu)buat saya pantangan ini tidak ada yang aneh, karena ajaran agama lain lebih banyak dari pada ajaran ini. Setiap upacara latihan selalu menyajikan 4 macam bunga( menurut guru saya setelah saya tanyakan, jawabnya warna dari bunga ini melambangkan warna micro cosmos.
Tahun 1982 saat saya harus berdemonstrasi memperkenalkan pencak silat di Perth Australia Barat dalam peragaan salah satu senator meminta untuk memperagakan pencak silat kebal. Saya pesilat olahraga bukan pemain debus dan terpaksa tak ada pilihan,saya harus lakukan. Tampa sesajen sebagai mana biasanya sebelum berlatih, saya tampil memperagakan pertunjukan kanuragan dan alhamdulillah berhasil.
Kasus ini saya ceriterakan kepada guru saya dan jawabnya "keberhasilan" itu karena
1.Yakin
2. Kemauan
3. Usaha yang keras
4. Ketabahan.
Ternyata sesajen tidak termasuk didalamnya.
Sesajen dalam ilmu kejawen dan bakar kemenyan hanya sebagai perlambang dan menambah hening suasana.
Setelah saya telurusi keempat unsur ini juga menjadi persaratan untuk mencapai keberhasilan dalam mempelajari "tenaga dalam". Kesamaannya tampak secara internal, "iner" yang dikeluarkan dari dalam tubuh manusia, yang berbeda tampak external.Jika membongkar ceritera guru-guru pencak silat zaman dahulu di Sumatra Barat kecuali pendekar juga tokoh syufi yang datang dari Aceh untuk menyebarkan agama Islam.
Di Jawa dari Tokoh Pendekar tersohor dan pendiri Persaudaraan Setia Hati "Eyang Suro" adalah keluarga bangsawan yang sudah berbekal nilai-nilai Kejawen dan berguru Islam di Pesantren Jombang, Pendekar-pendekar Merpati Putih ilmunya dari Sunan Amangkurat II juga datang dari Keluarga Keraton Solo dan "BP.Dirdjo" pendiri Perisai Diri juga keluarga Keraton yang hidup dalam aristokrat Kejawen dan nyantri di Jombang, "BP Sukowinadi" pendiri PERPI HARIMURTI gurunya adalah Gusti Harimurti adik dari Hamengkubuono VIII. Pertanyannya jika tradisi kejawen berasal dari Keraton Jawa ilmu Syufi berasal dari pesantren tradisional
Sebenarnya ada bagusnya...karena ritual2 kejawen pada dasarnya bermaksud menjadikan kita sbg pesilat yg tidak sombong , rendah hati, bijaksana & respek kepada alam jagad raya.
anyway...menjawab pertanyaan Mas O'ong ....tenaga dalam itu datangnya tidak dari mana2...karena itu Anugerah Gusti Alloh kepada setiap manusia yg merupakan bagian kelengkapan & kesempurnaan manusia sbg makhluk yg mempunyai derajat paling tinggi.Tenaga dalam itu seperti panca indra manusia...tinggal kitanya mau memaksimalkan atau tidak.Tangan kalo dikasih raket bulutangkis akan menghasilkan tangan yg handal bermain bulutangkis.Kaki kalo dikasih bola...akan menghasilkan sepasang kaki yg handal bermain bulutangkis.Tenaga dalam kalo dibangkitkan dgn olah nafas & konsentrasi serta gerak persilatan...akan bangkit dari tidurnya.
Sekedar tambahan saja ttg perbedaan tenaga dalam & kerohanian agar rekan2 pesilat dapat lebih mudah & mengerti .
Ciri2 Tenaga dalam :
- Diperoleh dgn latihan fisik, gerak silat yg digabung dgn pernafasan.
- Mengunakan konsentrasi2 tertentu utk membangkitkan simpul2 energi tubuh.
- Tidak terikat dgn agama tertentu jadi siapa saja dapat melakukannya asal latihan yg benar & teratur.
- Tidak menggunakan amalan,do'a,aji2an , mantera2, atau ritual2 tertentu.
- Mempunyai bonus tambahan yaitu memperkuat daya tahan tubuh terhadap penyakit( aspek kesehatan ).
Ciri2 Kerohanian :
- Meggunakan ritual2 tertentu seperti mandi kembang ,puasa2 tertentu, dikafani seperti mayat, menyediakan sesaji, dsb.
- Mempergunakan amalan, do'a, aji2an , mantera yg intinya minta kesaktian tertentu ke pada Gusti Alloh atau Jesus atau Buddha atau Hyang Widhi , atau Siluman atau Jin atau Iblis.( tergantung amalannya ).
- Tidak harus latihan fisik & silat.Latihannya biasanya adalah semedi yg dibarengi dgn puasa sambil merapalkan amalannya ratusan atau ribuan kali.
- Tidak harus dgn metode olah nafas.Misalnyapun pake ...biasanya hanya formalitas saja.
- Biasanya tidak memberikan aspek kesehatan tubuh. 
Sekedar tambahan sedikit saja( ada yg terlewat dari Email saya yg kemarin) ttg perbedaan Tenaga dalam & Kerohanian.
Kerohanian biasanya pake syarat2 batiniah yg harus dipenuhi dan memiliki pantangan2 tertentu.
Syarat2 & pantangan2 ini apabila tidak dipenuhi atau dilanggar akan menghilangkan kesaktian seorang pesilat.
Contoh : syaratnya harus sholat 5 waktu.
Pantangan : Mo Limo , daun kelor, makan pisang emas , makan sate pake tusuknya, dsb.
Kalo Tenaga dalam tidak ada syarat2 & pantangan yg harus dilakukan.Syaratnya paling2 harus berbadan sehat sesuai surat keterangan dokter.Sedangkan pantangannya jangan sekali2 malas latihan karena kesaktiannya akan menurun walaupun tidak bakal hilang.
Perguruan tenaga dalam seperti Pager Banten, PS.Seger Jaya(banten), Bunga Karang(banten),Pager Nusa (Jawa Timur) yang berfondasi dengan iman/do'a dan menekankan laku bathin, juga menggunakan pernafasan tetapi sangat sedikit sekali kira-kira 1% saja. Contoh nya menarik nafas dan menekankan kebagian dibawah pusar dan didiamkan selama 1 menit dan dihembuskan melalui mulut secara perlahan kesekujur tubuh dan ditutup dengan doa....
Sedangkan pernafasan Marga Luyu juga saratnya iman, doa dan menekankan laku badan kasar(jumlah gerakannnya sangat sederhana).
Banyak menggunakan olah nafas dan gerak badan dari pada olah bathin(puasa,tirakat, kumkum dsb). Yang oleh perguruan tenaga dalam modern dikembangkan lagi dengan methoda olah nafas perut, nafas dada dan dikombinasi dengan keduanya ,pengajaran sistimatis dengan menggunakan istilah-istilah asing, yang kebanyakan orang dengan istilah yang digunakan banyak yang tidak mengerti dan menjanjikan kesehatan. Pada hal manusia berusaha tetapi kan Tuhan yang menentukan. Kesamaan tujuan ahir keseluruhan diatas adalah jalan upaya mendekatkan diri kepada Allah, dalam istilah kebathinannya adalah "manungaling kawula lan gusti" (menjadikan satu roh hidup dan pencipta alam semesta) 
"Sapta Daya" Adalah pecahan dari Margaluyu 151 yang berpusat dijogja. kurikulum dari "sapta Daya"adalah mengolah gerak & napas dengan ditambah beberapa puasa untuk melangkah ke tataran berikutnya. Kemudian saya mencari asal - asul dari "sapta daya" kemudian saya mendapatkan "Margaluyu" yang berpusat di cicalengka bandung. Sekarang saya sedang menyelesaikan jurus 1 /sd 10 disana secara privat.
Alasan saya mencari sumber dari "sapta Daya" adalah mencari pembanding sistematika dari "Margaluyu" yang akan saya usulkan kepada guru saya. Alasan saya mencari sistematika olah gerak & napas adalah ditemukan suatu kenyataan di "sapta daya" setelah menyelesaikan tingkat dasar banyak yang tidak aktif kembali berlatih. Karena setelah menyelesaikan tingkat dasar , murid "sapta Daya" dihadapkan suatu "jalan" untuk mendekati kepada Allah. Itu sangat baik sekali, tetapi banyak anak - anak muda yang tidak begitu berminat ke "jalan" tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut timbul ide mencari sistematika kurikulum olah gerak & napas yang diharapkan menarik kembali mereka untuk berlatih. Di "Margaluyu" saya sudah mendapatkan beberapa bahan untuk saya usulkan kepada guru saya. Tetapi saya meminta masukan kepada Bpk. Oong tentang sistematika pada olah gerak & napas. Untuk aliran perguruan saya adalah "kari" , "mahdi" & "syahbandar"
Mengapa kita karus kwatir dengan methode doa, jika kita dijalan kebenaran. Allah mengatakan "berdoalah kepadaku , maka aku akan mengabulkannya". Begitu statement Allah kepada semua hambanya yang penting di jalan Allah.
Doa adalah kewajiban setiap kita hendak melakakukan sesuatu.Contoh
Lembaga Seni Bela Diri Tenaga Dalam Satria Nusantara yang memiliki anggota di setiap kota kabupaten di tanah air dan bahkan juga kita dapati di mancanegara.Merupakan perguruan tenaga dalam yang sangat besar sekali jumlah anggotanya.
Mengharuskan membaca doa sebelum memulai dan sesudah berlatih seperti.
Dalam berlatih pernafasan halus diharuskan melakukan dzikir, sebelum mengadakan praktek pengobatan membacakan do'a " ALLOHUMMA ROBBANNASI ADZ HIBAL BA'SI,ISYPI ANTASY SYAAPI, LAA SYIPAA-A ILLAA SYIPAA-UKA, SYIPAA ALLAA YUGHOODIRU SAQOMAN.
Artinya
Tuhanku, Tuhan segala manusia, hilangkanlah penyakit, sembuhkanlah, engkaulah penyembuh. Tak ada penawar selain dari penawarmu, penawar yang menghabiskan penyakit.
Mereka harus tetap bersandar kan diri kepada Allah yang Maha kuasa. Jika setiap nafas keluar dan masuk menyebut asma Allah, niscaya kita selalu dalam lindungannya dan terhindar dari perbuatan zirik. Jikalau kita yakin berdoa adress nya kepada Allah kenapa kita kawatir ?
Bagaiamana jika kekuatan tenaga dalam yang notabene kekuatan dalam manusia di gunakan dalam, hal kejahatan dihadapan hukum Allah ? Setimpalkah dengan muzrik ? karena mendahului taqdir. 
"berdoalah kepadaku , maka aku akan mengabulkannya". Begitu statement Allah kepada semua hambanya yang penting di jalan Allah.
Doa adalah kewajiban setiap kita hendak melakakukan sesuatu.Contoh
Lembaga Seni Bela Diri Tenaga Dalam Satria Nusantara yang memiliki anggota di setiap kota kabupaten di tanah air dan bahkan juga kita dapati di mancanegara.Merupakan perguruan tenaga dalam yang sangat besar sekali jumlah anggotanya.
Mengharuskan membaca doa sebelum memulai dan sesudah berlatih seperti.
Dalam berlatih pernafasan halus diharuskan melakukan dzikir, sebelum mengadakan praktek pengobatan membacakan do'a " ALLOHUMMA ROBBANNASI ADZ HIBAL BA'SI,ISYPI ANTASY SYAAPI, LAA SYIPAA-A ILLAA SYIPAA-UKA, SYIPAA ALLAA YUGHOODIRU SAQOMAN.
Artinya
Tuhanku, Tuhan segala manusia, hilangkanlah penyakit, sembuhkanlah, engkaulah penyembuh. Tak ada penawar selain dari penawarmu, penawar yang menghabiskan penyakit.
Mereka harus tetap bersandar kan diri kepada Allah yang Maha kuasa. Jika setiap nafas keluar dan masuk menyebut asma Allah, niscaya kita selalu dalam lindungannya dan terhindar dari perbuatan zirik. Jikalau kita yakin berdoa adress nya kepada Allah kenapa kita kawatir ?
Bagaiamana jika kekuatan tenaga dalam yang notabene kekuatan dalam manusia di gunakan dalam, hal kejahatan dihadapan hukum Allah ? Setimpalkah dengan muzrik ? karena mendahului taqdir.

pengertian pencak silat

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PENCAK SILAT

Pendahuluan

Pencak Silat adalah kata majemuk. Pencak dan Silat mempunyai pengertian yang sama dan merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat pribumi Asia Tenggara (Asteng), yakni kelompok masyarakat etnis yang merupakan penduduk asli negara-negara di kawasan Asteng (Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand dan Vietnam).
Kata Pencak biasa digunakan oleh masyarakat pulau Jawa, Madura dan Bali, sedangkan kata Silat biasa digunakan oleh masyarakat di wilayah Indonesia lainnya maupun di Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam serta di Thailand (bagian Selatan) dan Filipina.
Penggabungan kata Pencak dan Silat menjadi kata majemuk untuk pertama kalinya dilakukan pada waktu dibentuk suatu organisasi persatuan dari perguruan Pencak dan perguruan Silat di Indonesia yang diberi nama Ikatan Pencak Silat Indonesia, disingkat IPSI pada tahun 1948 di Surakarta.
Sejak saat itu Pencak Silat menjadi istilah resmi di Indonesia. Perguruan-perguruan yang mengajarkan Pencak dan Silat asal Indonesia di berbagai negara kemudian juga menggunakan istilah Pencak Silat.
Di dunia internasional Pencak Silat menjadi istilah resmi sejak dibentuknya Organisasi Federatif Internasional yang diberi nama Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa, disingkat PERSILAT, di Jakarta pada. tahun 1980. Walaupun demikian, karena kebiasaan, kata Pencak dan Silat masih digunakan secara terpisah.

Di bawah ini secara singkat akan diuraikan beberapa hal sekitar Pencak Silat yang meliputi: sejarah, falsafah, jenis, aliran, perguruan dan pendekar Pencak silat, penelitian dan penulisan tentang Pencak Silat, pengembangan dan penyebaran Pencak Silat serta tantangan terhadap Pencak Silat. Keseluruhan uraian akan disimpulkan secara umum.

II. Sejarah Pencak Silat

Kebutuhan paling dasar manusia adalah keamanan dan kesejahteraan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, manusia menciptakan dan mengembangkan berbagai cara dan sarana. Diantara ciptaan manusia yang menyangkut kebutuhan keamanan, adalah cara dan sarana fisik untuk menghadapi dan mengatasi berbagai ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan fisik, di antaranya adalah apa yang disebut "jurus" dan senjata.
"Jurus" adalah teknik gerak fisikal berpola yang efektif untuk membela diri maupun menyerang tanpa maupun dengan menggunakan senjata. Bentuk awalnya sangat sederhana dan merupakan tiruan dari gerak-gerik binatang yang disesuaikan dengan anatomi manusia. Kemudian terus dikembangkan, sejalan dengan perkembangan budaya manusia. Demikian pula senjata yang digunakan.
Masyarakat pribumi Asteng pada umumnya merupakan masyarakat agraris yang hubungan sosialnya dilaksanakan dengan sistem peguyuban. Warga masyarakat yang demikian mempunyai dasar pandangan dan kebijaksanaan hidup yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai serta kaidah-kaidah agama dan moral masyarakat. Dengan dasar itulah sistem paguyuban yang diperlukan bagi kehidupan agrarisnya dapat dilaksanakan dan ditegakkan.
Dalam kaitan dengan nilai-nilai dan kaidah-kaidah itu, "jurus" harus digunakan secara bertanggungjawab. Hal ini dapat terlaksana apabila si pengguna mampu mengendalikandiri. "Jurus" hanya boleh digunakan untuk pembelaan diri.
Di dalam memenuhi kebutuhan kesejahteraannya, manusia juga telah menciptakan berbagai cara dan sarana di antaranya
dengan pengembangan "jurus" ke dalam bentuk seni dan olahraga yang dapat memberikan kesejahteraan batin dan lahir.
Dalam perkembangan sosial dan budayanya, masyarakat pribumi Asteng telah menyerap pengaruh luar yang selaras dengan nilai-nilai dan kaidah-kaidah agama maupun moral yang dijunjung tinggi. Berkaitan dengan itu,falsafah dari luar yang selaras dengan nilai-nilai dan kaidah-kaidah tersebut,telah diserap dan digunakan untuk mengemas pandangan dan kebijaksanaan hidup masyarakat pribumi Asteng.
Dengan demikian jatidiri Pencak Silat ditentukan oleh tiga hal pokok sebagai satu kesatuan yakni :
  1. Budaya masyaraka-t pribumi Asteng sebagai sumber dan coraknya.
  2. Falsafah budi pekerti luhur sebagai jiwa dan sumber motivasi penggunaannya.
  3. Substansi Pencak Silat itu sendiri yang mempunyai aspek mental spiritual (pengendalian diri), beladiri, seni dan olahraga sebagai satu kesatuan.
Pencak Silat dengan jatidiri yang demikian baru ada sekitar abad ke-4 Masehi, yakni setelah adanya kerajaan-kerajaan yang merupakan pusat pengembangan budaya di kawasan hidup masyarakat pribumi Asteng. Pada jaman kerajaan ini, mula-mula Hindu,kemudian Budha dan terakhir Islam, Pencak Silat dikembangkan dan menyebar luas.
Pada waktu sebagian besar kawasan hidup masyarakat pribumi Asteng berada di bawah kekuasaan penjajah asing dari Eropa Barat, pendidikan Pencak Silat yang dipandang menanamkan jiwa nasionalis, telah dibatasi dan kemudian dilarang.
Tetapi kegiatan pendidikain Pencak Silat berjalan terus secara tertutup. Pada jaman pendudukan Jepang, Pemerintah yang berkuasa memberikan keleluasaan kepada rakyat untuk mengembangkan budayanya agar mendapat dukungan dalam perangnya melawan sekutu. Pada jaman ini, pendidikan Pencak Silat dilaksanakan seperti semula dan lebih meluas. Setelah kawasan hidup masyarakat pribumi Asteng bebas dari kekuasaan asing dan lahir negara-negara yang merdeka dikawasan tersebut, perkembangan dan penyebaran Pencak Silat semakin pesat. Lebih-lebih setelah dibentuknya organisasi nasional Pencak Silat di sebagian dari negara-negara tersebut, yakni : Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia (PESAKA), Persekutuan Silat Singapura (PERSISI), Persekutuan Silat Kebangsaan Brunei Darussalam (PERSIB), Pencak Silat Association of Thailand (PSAT) dan Philippine Pencak Silat Association (PHILSILAT).
Di luar negara sumbernya, Pencak Silat juga berkembang dan nenyebar, lebih-lebih etelah dibentuknya Persekutuan Pencak Antarabangsa ( PERSILAT )

III. Falsafah Pencak Silat

Falsafah Pencak Silat dinamakan falsafah budi pekerti luhur. Hal ini disebabkan karena falsafah ini mengandung ajaran budi pekerti luhur. Falsafah budi pekerti luhur berpandangan bahwa masyarakat "tata-tentrem karta-raharja" (masyarakat yang aman-menentramkan dan sejahtera-membahagiakan) dapat terwujud secara maksimal apabila semua warganya berbudi pekerti luhur. Karena itu, kebijaksanaan hidup yang harus menjadi pegangan manusia adalah membentuk budi pekerti luhur dalam dirinya.
Budi adalah dimensi kejiwaan dinamis manusia yang berunsur cipta, rasa dan karsa. Ketiganya merupakan bentuk dinamis dari akal, rasa dan kehendak. Pekerti adalah budi yang terlihat dalam bentuk watak. Semuanya itu harus bersifat luhur, yakni ideal atau terpuji. Yang ingin dicapai dalam pembentukan budi pekerti luhur ini adalah kemampuan mengendalikan diri, terutama di dalam menggunakan "jurus".
"Jurus" hanya dapat digunakan untuk menegakkan kebenaran, kejujuran dan keadilan dalam rangka menjunjung tinggi nilai-nilai dan kaidah-kaidah agama dan moral masyarakat maupun dalam rangka mewujudkan masyarakat "tata-tentrem karta-raharja." Dalam kaitan itu falsafah budi pekerti luhur dapat disebut juga sebagai Falsafah pengendalian diri.
Dengan budi pekertinya yang luhur atau kemampuan pengendalian dirinya yang tinggi, manusia akan dapat nemenuhi kewajiban luhurnya sebagai mahluk Tuhan, mahluk pribadi, mahluk sosial dan mahluk alam semesta, yakni taqwa kepada Tuhannya, meningkatkan kualitas dirinya, menempatkan kepentingan masyarakat di atas kepentingan sendiri dan mencintai alam lingkungan hidupnya. Manusia yang demikian dapat disebut sebagai manusia yang taqwa, tanggap, tangguh, tanggon dan trengginas. Manusia yang dapat memenuhi kewajiban luhurnya adalah manusia yang bermartabat tinggi.

IV. Jenis dan aliran Pencak Silat

Berdasarkan pada 4 aspek yang terdapat pada substansinya, wujud fisikal dan visual atau praktek pelaksanaan Pencak Silat dapat dikategorikan dalam 4 jenis. Praktek pelaksanaan dari masing-masing jenis Pencak Silat itu mempunyai tujuan tersendiri dan berdasarkan pada tujuan tersebut akan lebih menekankan pada salah satu aspek tertentu dengan tidak meniadakan aspek-aspek yang lain.
Keempat jenis Pencak Silat tersebut adalah :
  1. Pencak  Silat Mental-Spiritual atau Pencak Silat Pengendalian Diri (karena wujud fisikal dan visual mental-spiritual adalah pengendalian diri), yang praktek pelaksanaannya bertujuan untuk memperkuat kemampuan mengendalikan diri dan karena itu lebih menekankan pada aspek mental-spiritual.
  2. Pencak Silat Beladiri, yang praktek pelaksanaannya bertujuan untuk pembelaan diri secara efektif dan karena itu lebih nenekankan pada aspek beladiri
  3. Pencak Silat Seni, yang praktek pelaksanaannya bertujuan untuk mempertunjukkan keindahan gerak dan karena itu lebih menekankan pada aspek seni.
  4. Pencak Silat Olahraqa, yang praktek pelaksanaannya bertujuan untuk memperoleh kesegaran jasmani dan prestasi keolahragaan dan karena itu lebih menekankan pada aspek olahraga.
Aspek-aspek yang tidak menjadi fokus masih tetap terlihat dengan kadar yang berbeda, ada yang jelas dan ada yang samar-samar. Karena itu, masing-masing jenis Pencak Silat itu tetap mempunyai 4 aspek sebagai satu kesatuan dan kebulatan. Masing-masing memiliki nilai-nilai etis (mental-spiritual), teknis (beladiri), estetis (seni) dan sportif (olahraga) sebagai satu kesatuan.
Praktek pelaksanaan "jurus" dari masing-masing jenis Pencak Silat dilakukan dengan gaya yang bermacam-macam. Gaya unik dengan ciri-cirinya yang menonjol dan mudah dibedakan dari gaya lainnya, disebut "aliran" Pencak Silat. Bagaimana pun wujud keunikan suatu gaya (aliran), nilai-nilai keempat aspek Pencak Silat, yakni etis, teknis, estetis dan sportif sebagai satu kesatuan tetap ada dan terlihat • Jika tidak, ia tidak mempunyai nilai sebagai aliran Pencak Silat. Membedakan aliran-aliran Pencak Silat tidak mudah dan hanya dapat dilakukan oleh mereka yang ahli dan betul-betul memahami berbagai "jurus" Pencak Silat. Perbedaan aliran hanya menyangkut segi praktek fisikal dan tidak menyangkut segi mental-spiritual dan falsafah.
Dalam dunia Pencak Silat, aliran bukanlah faham atau mazhab. Karena itu jenis dan aliran Pencak Silat apapun tetap dijiwai falsafah budi pekerti luhur dan mempunyai aspek mental-spiritual sebagai aspek pengendalian diri.
Pada jenis Pencak Silat Beladiri, terdapat aliran yang menggunakan "tenaga supernatural" dalam gaya pelaksanaan "jurus"nya. Tenaga supranatural yang disebut "tenaga dalam", "tenaga dasar" atau "tenaga tambahan" ini merupakan penguat "jurus" atau kekebalan badan. Adanya aliran yang menggunakan "tenaga supernatural" telah memperkaya Pencak Silat.

V. Perguruan dan pendekar Pencak Silat

Pengertian perguruan Pencak Silat sering dikacaukan dengan aliran Pencak Silat. Perguruan Pencak Silat adalah lembaga pendidikan tempat berguru Pencak Silat. Berguru mempunyai konotasi belajar secara intensif yang prosesnya diikuti, dibimbing dan diawasi secara langsung dan tuntas oleh sang guru, sehingga orang yang berguru diketahui dengan jelas perkembangan kemampuannya, terutama kemampuan pengendalian dirinya atau budi pekertinya. Sang guru tidak akan mendidik, meningkatkan atau memperluas pendidikannya kepada seseorang yang mentalitasnya (kemampuan pengendalian diri atau budi pekertinya) dinilai tidak atau kurang memadai. Dalam kaitan itu, di waktu yang lalu tidak mudah bagi seseorang untuk menjadi murid atau anggota perguruan Pencak Silat. Ujian- ujian berat yang menyangkut sikap mental harus ditempuh lebih dulu dan lulus. Ditinjau dari segi jenis Pencak Silat yang diajarkan, maka terdapat 4 kategori perguruan Pencak Silat, yakni :
  1. Perguruan Pencak Silat Mental-Spiritual, yang menekankan pendidikannya secara intensif pada aspek mental-spiritual Pencak Silat dengan tujuan untuk membentuk kemampuan pengendalian diri yang tinggi kepada murid atau anggotanya.
  2. Perguruan Pencak Silat Beladiri, yang menekankan pendidikannya pada aspek beladiri Pencak Silat dengan tujuan untuk membentuk kemahiran teknik beladiri yang tinggi tanpa atau dengan menggunakan berbagai macam senjata kepada murid atau anggotanya.
  3. Perguruan Pencak Silat Seni,  yang menekankan pendidikannya pada aspek. seni Pencak Silat dengan tujuan untuk membentuk keterampilan mempertunjukkan keindahan gerak Pencak Silat kepada murid atau anggotanya, tanpa atau dengan iringan musik tradisional serta tanpa atau dengan menggunakan senjata, sesuai dengan ketentuan "wiraga" (teknik gerak), "wirama" (irama gerak yang selaras, serasi dan seimbang) dan "wirasa" (pelembutan dan penghalusan teknik dan irama gerak melalui kreativitas dan improvisasi yang dilandasi rasa penghayatan).
  4. Perguruan Pencak Silat Olahraga, yang  menekankan pendidikannya pada aspek olahraga Pencak Silat dengan tujuan untuk membentuk kemampuan mempraktekkan teknik- teknik Pencak Silat yang bernilai olahraga bagi kepentingan memelihara kesegaran jasmani atau pertandingan. Bagi kepentingan pertandingan, pendidikan disesuaikan dengan peraturan pertandingan yang berlaku.
Perguruan Pencak Silat Beladiri merupakan perguruan yang terbanyak, diantaranya ada yang mengajarkan "tenaga supernatural". Sejak tahun 1970-an, banyak perguruan Pencak Silat Beladiri yang mengajarkan Pencak Silat Olahraga untuk kepentingan pertandingan dengan tujuan agar murid atau anggotanya dapat mengikuti kejuaraan Pencak Silat Olahraga, karena hanya jenis Pencak Silat ini yang dipertandingkan. Pencak Silat Beladiri dan Pencak Silat Seni tidak dipertandingkan tetapi dilombakan dalam bentuk pertunjukan dan peragaan. Ditinjau dari segi tuntutan perkembangan jaman, perguruan Pencak Silat dapat dikategorikan dalam 3 kelompok, yakni:
  1. Perguruan Pencak Silat tradisional, dengan ciri-cirinya yang menonjol antara lain:
    1. Pucuk pimpinan perguruan bersifat turun-temurun.
    2. Penerimaan calon murid melalui ujian seleksi dan masa percobaan yang ketat.
    3. Metoda pendidikan bersifat monologis.
    4. Pelanggaran terhadap disiplin perguruan dikenai sanksi pemecatan sebagai anggota.
    5. Tidak mengenal atribut-atribut maupun bentuk-bentuk tertulis yang menyangkut perguruan dan pendidikannya.
    6. Tidak memungut iuran atau sumbangan dari anggotanya.
    7. Kegiatan perguruan dibiayai oleh pimpinan.
  2. 2. Perguruan Pencak Silat. modern, dengan ciri-ciri utamanya antara lain :
    1. Pimpinan dan pengurus perguruan dipilih dari antara kader-kader perguruan yang dipandang handal sebagai calon.
    2. Bersifat terbuka dan bebas dalam penerimaan calon murid.
    3. Tidak mengadakan masa percobaan tetapi masa pendidikan sebagai pemula.
    4. Metoda pendidikan bersifat dialogis dan analitis.
    5. Disiplin perguruan ditegakkan melalui penyadaran dengan argumen rasional.
    6. Mempunyai atribut-atribut dan bentuk-bentuk tertulis yang menyangkut perguruan dan pendidikannya.
    7. Memungut iuran dan sumbangan dari anggotanya sebagai sumber dana untuk membiayai kegiatan perguruan.
  3.  Perguruan Pencak Silat: peralihan (transisional), dengan ciri-ciri pokoknya antara lain:
    1. Pucuk pimpinan turun-temurun tetapi anggota pengurus perguruan dipilih dari antara kader-kader perguruan yang handal sebagai calon.
    2. Penerimaan calon murid melalui seleksi dan yang diterima diberi Status sebagai anggota sementara.
    3. Metoda pendidikan bersifat dialogis terbatas dalam arti tidak menyangkut hal-hal yang prinsipiil.
    4. Disiplin perguruan ditegakkan melalui wejangan-wejangan.
    5. Mempunyai atribut-atribut dan bentuk-bentuk tulisan yang menyangkut perguruan dan pendidikannya secara terbatas.
    6. Tidak memungut iuran tetapi tidak menolak sumbangan dari anggotanya.
    7. Kegiatan perguruan dibiayai oleh pimpinan dan dari dana sumbangan.
Penanaman nilai-nilai falsafah dan pendidikan mental-spiritual di semua perguruan Pencak Silat tidak dilakukan secara khusus tetapi pada waktu dilaksanakan latihan dalam bentuk wejangan-wejangan singkat, pengucapan sumpah atau prasetya perguruan. Sesuai dengan •tuntutan perkembangan masyarakat yang semakin rasional, semua perguruan Pencak Silat tradisional dan peralihan akan berkembang dan berubah menjadi perguruan Pencak Silat modern dengan sifat pengelolaan dan pendidikannya yang relatif profesional.
Di Indonesia terdapat 10 perguruan Pencak Silat yang disebut perguruan historis. Kesepuluh perguruan tersebut adalah :
Setia Hati (SH), Setia Hati Terate (SHT), Perisai Diri (PD), Perisai Putih, Phasadja Mataram, PERPI Harimurti, Tapak Suci, Persatuan Pencak Seluruh Indonesia (PPSI), Nusantara dan Putra Betawi.
Status historis disebabkan karena kesepuluh perguruan tersebut mempunyai hubungan kesejarahan dengan kelahiran dan perkembangan IPSI. Selain perguruan historis, di Indonesia terdapat juga perguruan besar. Yang menjadi ukuran adalah wilayah penyebaran dan jumlah anggota perguruan yang bersangkutan.
Yang termasuk perguruan besar di Indonesia antara lain:
Merpati Putih, Bangau Putih, Satria Muda Indonesia dan Kateda Indonesia.
Pimpinan perguruan Pencak Silat pada umumnya berkualifikasi pendekar, yakni suatu status tertinggi yang berkaitan dengan kemampuan pengamalan ajaran falsafah Pencak Silat secara konsisten dan konsekuen yang patut ditauladani sekaligus berkaitan juga dengan kemahiran dalam praktek pelaksanaan Pencak Silat menurut kaidahnya. Di lingkungan perguruan modern, istilah pendekar telah digunakan sebagai gelar untuk tingkat penguasaan kemahiran Pencak Silat, diantaranya ada yang sifatnya berjenjang.

VI. Penelitian dan penulisan tentang Pencak Silat

Baik penelitian maupun penulisan ilmiah tentang Pencak Silat hingga sekarang belum banyak dilakukan. Penelitian dan penulisan yang pernah dilakukan pada umumnya difokuskan pada segi teknis Pencak Silat. Segi non—teknis kurang atau belum mendapat perhatian, pada hal keduanya merupakan satu kesatuan. Tulisan-tulisan tentang Pencak Silat yang cukup terkenal adalah hasil karya Amy Shapiro yang berjudul "Martial Arts Language" dan hasil karya Don F. Draeger yang berjudul "Weapons and Fighting Arts of the Indonesian Archipelago". Amy Shapiro dalam tulisannya itu membedakan Pencak dengan Silat dalam pengertiannya. Menurut dia, "literally Pencak means skilled and specialized body movements, and silat means to fight using pencak. Don F. Draeger juga membedakan pengertian Pencak dan Silat tetapi keduanya tak dapat dipisahkan. Menurut dia, berdasarkan pengertian orang Minangkabau, '"pencak is a skillful body movement in variations for self-defence and silat is the fighting application of pencak; silat cannot exist without pencak; pencak without silat is purposeless". Menurut penulis ini, kata pencak, berasal dari bahasa Mandarin Shantung "pung-cha". Dikatakan olehnya bahwa "Pung means to parry and cover an attacking action, while cha implies to finalize by striking (chopping) action. The first ideogram implies an avalanche force while the second implies pressing". Sebagaimana telah dikemukakan dalam Bab Pendahuluan, kata Pencak dan Silat berasal dari bahasa masyarakat pribumi Asteng dan mempunyai pengertian yang sama. Hal ini sesuai dengan keterangan mengenai silat dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang disusun oleh W.J.S. Poerwodarminto. Menurut Hisbullah Rachman dalam tulisannya yang berjudul "Sejarah Perkembangan Pencak Silat di Indonesia", pada masa jayanya kerajaan Sriwijaya, Universitas Nalanda di negara tersebut telah menjadi pusat pengembangan agama Budha dan sekaligus juga pusat penyebaran Pencak Silat. Banyak orang Cina yang mempelajari Pencak Silat dan menyebarkannya di negerinya.
Ligaya Fernando Amilbang dalam bukunya "Pangalay" (gerak yang indah) menulis tentang "Langka" di Filipina Selatan yang sama dengan Pencak Silat. Langka berarti langkah. Disebutkan adanya Langka Budjang, Langka Baluang, Langka Kuntaw, Langka Pansak (Pencak), Langka Silat, Langka Lima dan Langka Sayaw. Kesemuanya itu mempunyai ciri-ciri Pencak Silat Mental-spiritual, Pencak Silat Beladiri dan Pencak Silat Seni. Menurut penulis ini, di Myanmar Langka disebut "Lai-ka". Tulisan-tulisan tentang Pencak Silat dalam bahasa Indonesia yang beredar cukup luas di Indonesia, antara lain hasil karya Mariyun Sudirohadiprojo, Moh. Djumali dan Januarno. Ketiganya menyangkut penuntun teknis pelajaran atau pelatihan Pencak Silat Olahraga.
Majalah "Pendekar" berbahasa Melayu yang diterbitkan di Kuala Lumpur, mengkhususkan diri pada informasi-informasi sekitar Pencak Silat. Majalah "Pencak Silat" yang diterbitkan oleh PB IPSI dan terbitan perdananya baru bulan Mei 1990, juga bersifat serupa. Informasi tentang •teknik-teknik Pencak Silat cukup banyak dimuat dalam beberapa majalah yang diterbitkan di berbagai negara.

VII. Perkembangan dan penyebaran Pencak Silat

Pengembangan dan penyebaran Pencak Silat dilakukan oleh perguruan-perguruan Pencak Silat. Setelah Perang Dunia ke-2, kegiatan perguruan-perguruan tersebut di Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam dikordinasikan oleh organisasi nasional Pencak Silat, yakni IPSI yang dibentuk pada tahun 1948, PERSISI yang dibentuk pada tahun 1976, PESAKA yang dibentuk pada tahun 1983 dan PERSIB yang dibentuk pada tahun 1987. Organisasi nasional Pencak Silat juga dibentuk di negara- negara lain. Untuk mengarahkan dan mengkordinasikan upaya pengembangan dan penyebaran Pencak Silat secara internasional, pada tanggal 11 Maret 1980 di Jakarta dibentuk Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa (PERSILAT). Menurut konstitusinya, PERSILAT mempunyai 3 macam anggota, yakni :
  1. Anggota Pendiri, yang terdiri dari IPSI, PESAKA, PERSISI dan PERSIB.
  2. Anggota Gabungan, yang terdiri dari organisasi nasional Pencak Silat lainnya yang telah diakui oleh suatu badan tingkat nasional yang berwenang menangani masalah Pencak Silat di negara yang bersangkutan dan telah diterima menjadi anggota PERSILAT.
  3. Anggota Bersekutu, yang terdiri dari organisasi Pencak Silat yang belum diakui oleh badan tingkat nasional yang berwenang menangani masalah Pencak Silat tetapi dinilai oleh PERSILAT dapat mewakili negaranya dan telah diterima menjadi anggota PERSILAT.
Pengembangan dan penyebaran Pencak Silat diusahakan untuk dapat dilaksanakan secara simultan, meliputi segi fisik dan non-fisik (mental- Spiritual dan falsafah). Tetapi hal ini belum sepenuhnya terlaksana. Yang sudah terlaksana baru Pencak Silat olahraga. Ini pun segi non-fisiknya belum mantap.
Upaya pengembangan dan penyebaran Pencak Silat Olahraga dilaksanakan antara lain dengan menyelenggarakan kejuaraan-kejuaraan. Di Indonesia setiap tahun diadakan kejuaraan nasional Pencak Silat untuk pesilat dewasa dan remaja secara berselang- seling, kecuali apabila dalam tahun yang bersangkutan diadakan PON (Pekan Olahraga Nasional) di mana Pencak Silat Olahraga juga diikutsertakan. Sejak tahun 1987, Pencak Silat Olahraga juga diikutsertakan dalam SEA Games. Dalam tahun- di mana Pencak Silat Olahraga ikutserta dalam SEA Games, IPSI juga tidak menyelenggarakan kejuaraan nasional. Setiap kejuaraan nasional selalu dimulai dari kejuaraan tingkat kecamatan. Upaya pengembangan dan penyebaran Pencak Silat Seni dilaksanakan dengan menyelenggarakan festival atau lomba. Di Indonesia IPSI baru melaksanakannya secara nasional pada tahun 1982. Untuk mengefisienkan penyelenggaraan, festival atau lomba tersebut diintergrasikan dengan kejuaraan Pencak Silat Olahraga. Lomba Pencak Silat Beladiri sedang diusahakan untuk juga dapat diselenggarakan, yang akan diintegrasikan juga dengan kejuaraan Pencak Silat Olahraga. Pada setiap kesempatan kejuaraan nasional Pencak Silat Olahraga, di Indonesia selalu diadakan pertemuan dan pernbicaraan dalam rangka peningkatan upaya pengembangan dan penyebaran Pencak Silat. Pembicaraan serupa dalam tingkat kebijaksanaan, dilakukan dalam Munas (Musyawarah Nasional) yang diadakan setiap 4 tahun sekali. Upaya lainnya yang telah dan akan dilakukan adalah Penataran Pelatih dan Wasit-Juri, penyempurnaan peraturan pertandingan, merumuskan standar nasional Pencak Silat Olahraga, kriteria penilaian lomba Pencak Silat Seni dan Pencak Silat Beladiri serta metoda pendidikan dan latihan Pencak Silat. Kejuaraan Pencak Silat Olahraga yang berskala internasional telah 6 kali dilaksanakan. Yang pertama dan kedua di Jakarta pada tahun 1982 dan 1984, yang ketiga di Wina pada tahun 1986, yang keempat di Kuala Lumpur pada tahun 1987, yang kelima di Singapura pada tahun 1988 dan yang keenam di Den Haag pada tahun 1990...**** Pada kesempatan itu juga dilaksanakan festival dan lomba Pencak Silat Seni dan pertemuan. Seminar Intemasional tentang Pencak Silat pernah diadakan, yakni pada kesempatan kejuaraan Internasional yang ke-IV di Kuala Lumpur. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan informasi- informasi sekitar Pencak Silat di berbagai negara, antara lain tentang pengembangan dan penyebarannya.
Pencak Silat sekarang ini terdapat dan berkembang di 20 negara, yakni di Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Belanda, Austria, Jerman , Belgia, Denmark,
Swiss, Perancis, Yugoslavia, Spanyol, Inggris, Turki, Amerika Serikat, Suriname, Thailand, Filipina dan Australia.
Di beberapa negara lain sedang dirintis pengembangannya, antara lain di Myanmar, Kamboja, Laos dan Vietnam. Negara-negara ini berkeinginan untuk mengikuti pertandingan Pencak Silat Olahraga dalam SEA Games, diantaranya ada yang meminta bantuan pelatih dari Indonesia.

VIII.Tantangan terhadap Pencak Silat

Pencak Silat yang "terdapat di luar negara sumbernya belum seluruhnya berkualifikasi sebagai Pencak Silat, dalam arti memenuhi kriteria jatidirinya maupun kaidah pelaksanaannya yang bernilai etis, teknis, estetis dan olahraga sebagai satu kesatuan. Di antara peminat Pencak Silat di luar negara sumbernya, ada yang berkecenderungan mempelajari Pencak Silat hanya segi fisikalnya saja dan kurang berminat mengetahui apalagi menghayati nilai-nilai falsafahnya yang menjiwainya dan nilai-nilai budaya yang mendasari maupun mewarnainya. Selama ini penyebaran pengetahuan tentang jatidiri Pencak Silat dan kaidah Pencak Silat sebagai aturan dasar dalam praktek pelaksanaan Pencak Silat yang bernilai etis, teknis, estetis dan olahraga sebagai satu kesatuan memang belum pernah dilakukan secara khusus. Usaha kearah itu sedang dirintis oleh IPSI, yanq juga akan dilakukan melalui PERSILAT. Sesuatu yang bernama Pencak Silat tetapi ujud prakteknya tidak menurut kaidah Pencak Silat (yang dijiwai nilai-nilai jatidiri Pencak Silat), dengan sendirinya tidak bernilai Pencak Silat menurut pengertian yang sebenarnya. Hal ini pada gilirannya akan menjatuhkan citra Pencak Silat. Disinilah letak tantangannya. Tantangan yang kedua berkaitan dengan mutu pertandingan Pencak Silat Olahraga yang masih belum memadai, bahkan kadang-kadang diwarnai oleh kericuhan , Kritik tajam mengenai hal ini sering terdengar. Hal itu akan dapat, bahkan mungkin telah menjatuhkan Citra Pencak Silat. Faktor penyebab yang utama adalah karena kurang dihayati dan dilaksanakannya kaidah Pencak Silat oleh pihak-pihak yang terlibat dalam pertandingan. Penghayatan kaidah Pencak Silat harus dilandasi dengan pemahaman jatidiri Pencak Silat serta nilai- nilai-nilainya.
Selain itu, tujuan pertandingan juga belum dihayati. Diantara tujuan tersebut adalah mengembangkan dan memasyarakatkan Pencak Silat, mempererat persaudaraan dan persatuan serta meningkatkan citra Pencak Silat: dan menarik simpati (minat) masyarakat (nasional dan internasional) terhadap Pencak Silat. Tujuan tersebut harus menjadi motivasi dasar pihak-pihak yang terlibat dalam per-tandingan dalam melaksanakan fungsi dan peranannya. Gagasan Ketua Umum PB IPSI di dalam meningkatkan mutu pertandingan Pencak Silat: Olahraga adalah dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas pelatih IPSI yang berasal dari perguruan-perguruan yang kemudian dikembalikan ke perguruan-perguruan untuk melatih anggotanya,-terutama mereka yang akan diikutsertakan dalam kejuaraan. Hanya pesilat yang telah mendapat latihan dari pelatih IPSI inilah yang boleh mengikuti kejuaraan yang diselenggarakan oleh IPSI. Nantinya gagasan ini akan di internasionalkan melalui PERSILAT. Gagasan lainnya adalah penciptaan Pertandingan Sistem Baru (PSB), yang sekarang ini sedang diujicoba. Di samping tantangan yang bersifat umum, masih terdapat tantangan yang bersifat khusus dalam kaitan dengan pengembangan dan penyebaran Pencak Silat secara utuh maupun pemeliharaan dan peningkatan citra Pencak Silat.

IX. Kesimpulan dan penutup

Dari keseluruhan uraian yang telah dikemukakan, dapat ditarik kesimpulan umum sebagai berikut :
  1. Pencak Silat berasal dan merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat pribumi Asteng serta memiliki jatidiri tersendiri.
  2. Berdasarkan pada nilai-nilai falsafahnya, Pencak Silat pada hakikatnya adalah substansi dan sarana pendidikan rohani dan jasmani untuk membentuk manusia utuh yang berkualitas tinggi baik mental maupun fisikal.
  3. Tantangan-tantangan yang dapat menjatuhkan citra Pencak Silat perlu diatasi dengan penyebaran pengetahuan tentang jatidiri Pencak Silat, falsafah Pencak Silat dan kaidah Pencak Silat serta meningkatkan jumlah pelatih Pencak Silat yang handal dan profesional.
Semoga uraian tentang nilai-nilai dan perkembangan Pencak Silat ini dapat memberikan tambahan pengetahuan sekitar Pencak Silat bagi mereka yang berminat.
**** Tahun 1992 Kejuaraan Dunia di Indonesia (Jakarta )
Tahun 1994 Kejuaraan Dunia di Thailand ( Hatyai )
Tahun 1997 Kejuaraan Dunia di Malaysia
Tahun 2000 Kejuaraan Dunia di Indonesia ( Jakarta )
Tahun 2002 Kejuaraan Dunia di Malaysia ( Penang )
Tahun 2004 Kejuaraan Dunia di Singapura
Sumber : PERSILAT

Jumat, 11 Maret 2011

PENCAK SILAT CIMANDE

Mythos maempo Cimande
Tak jauh di tepian sungai Mande sebuah keluarga pedagang bernama Kahir hidup tinggal temtram dan damai. Di suatu hari istrinya pergi kesungai untuk melakukan kegiatan sehari-hari mencuci pakaian, makanan dan membuang hajat. Di saat istrinya mencuci pakaian di seberang tampak segerombolan monyet memungut buah kupak di tepian sungai, selang waktu kemudian datang seekor macan (maung) di tempat yang sama.
Monyet-monyet itu merasa terusik kenyamanannya dengan kedatangan macan, monyet-monyet itu menjerit jerit mengeluarkan suara sekeras-kerasnya. Suasana itu mengejutkan istri Kahir untuk memperhatikan keadaan , kemungkinan apa yang terjadi.
Macan itu marah mengaung dan menyerang ke arah monyet dengan tangannya yang kekar tetapi monyet yang bertubuh kecil itu, merasa tidak takut, meloncat dengan berkelid kembali menyerang dengan mengigit di bagian perut macan. Macan menggeliat kembali melakukan serangan- serangan namun tidak menyentuh tubuh monyet. Sebaliknya monyet yang lain dengan meggunakan tangkai kayu, mencoba mengganggu macan agar supaya marah dan menyerangnya kembali. Pada saat yang sama monyet kembali berkelit dan mengigitnya.
Kejadian ini detik demi detik diperhatikan dan diamati oleh Ibu Kahir direnungkan kembali teknik perkelaian itu. Sebagai akibatnya pekerjaannya tertinggal tidak terselesaikan tepat waktu, sehingga Ibu Kahir kembali ke rumah terlambat dan belum memasak makanan siang.
Keterlambatan memasak ini membuat Pak Kahir marah terhadap istrinya tak mau mengerti . Istrinya mencoba menjelaskan tetapi suaminya marah dengan menempeleng istrinya, dengan gerakan cepat berkelid , serangan itu dapat dihindari.Kemarahan yang tidak terkontrol itu meluap-luap dilakukan dengan pukulan demi pukulan namun tak berhasil menyentuh istrinya, cukup diatasi dengan gerakan kelid.
Pak Kaher nafasnya terengah-engah, bertanya kepada istrinya: "Di mana kamu belajar maen poho?" (artinya "menipu gerakan" dipersingkat menjadi "maempo"). Istrinya menjelaskan kepada suaminya , dia terlambat kembali dari sungai disebabkan lama sedang asik menikmati perkelaian (maung) macan dan monyet. Sejak itu Kahir bertanya-tanya bagaimana gerakan tadi, istrinya dengan rajin memberikan contoh gerakan kelid.
Kahir dengan cermat memulai memikirkan menjadi gerakan perkelaian yang kini dikenal dengan nama "jurus kelid pamonyet", monyet menyerang dengan tangkai kayu menjadi "jurus pepedangan" dan serangan tangan yang kokoh dikenal"jurus pamacan".
Karena posisi macan sewaktu menyerang monyet kedua kakinya sedang berada di posisi duduk dan monyet menggunakan posisi kuda-kuda rendah, maka latihan dasar Cimande pertama-tama jurus kelid dimulai dari posisi macan yaitu duduk dan tingkat berikutnya mulai latihan dari posisi berdiri dengan kuda-kuda pamonyet(rendah). Berikutnya teknik mempo' ini terus dikembangkan oleh Kahir dan masyarakat setempat memberikan nama maenpo' Cimande.
(Sumber wawancara dengan Bapak Rifai Guru Pencak Silat Cimande Panca Sakti di Jakarta 1993)
Hidup guru Kahir
(kutipan singkat dari Gema Pencak Silat Vol. 3, no. 1:18-19)
Kahir tinggal di kampung Cogreg, Bogor menjadi pendekar yang disegani kira-kira pada tahun 1760 pertama kali memperkenalkan kepada murid-muridnya jurus mempo' Cimande. Kemudian murid-muridnya menyebarkan luaskan kedaerah lainnya seperti Batavia, Bekasi, Karawang, Cikampek, Cianjur, Bandung, Garut, Tasikmalaya, Sumedang, Ciamis, Kuningan, dan Cirebon.
Sewaktu beliau tinggal di Cogreg Bogor, Kahir sering bepergian jauh meninggalkan kampung halamannya untuk berdagang kuda. Pengalamannya sering di begal oleh rampok dan bandit namun keadaan itu dapat diatasi karena kepiawaiannya bermain maempo'.
Di Batavia berkesempatan berkenalan dengan pendekar-pendekar silat Minangkabau dan Cina yang ahli dalam dunia persilatan untuk saling mencoba dengan bertukar pengalaman. Pertemuan dengan ahli silat lain ini memberikan cakrawala untuk membuka wawasan pandangan tentang permainan yang dimilikinya berinteraksi dengan budaya lain.
Ketika berdagang di Cianjur, beliau bertemu dengan Bupati Cianjur ke VI yakni Raden Adipati Wiratanudatar(1776-1813) Beliau menetapkan pindah ke Cianjur dan berdomisili di kampung Kamurang. Raden Adipati Wiratanudatar mengetahui bahwasanya Kahir mahir bermain mempo' untuk itu memintanya untuk mengajar keluarganya, pegawai kabupaten dan petugas keamanan.
Untuk membuktikan ketrampilannya, bupati mengadakan adu tanding melawan pendekar dari Cina dengan permainan kuntao Macao di alun-alun Cianjur. Pertandingan yang dimenangkan oleh Kahir ini membuat namanya semakin populer di Kabupaten Cianjur.
Pada tahun 1815 Kahir kembali ke Bogor, beliau memiliki 5 putra yaitu Endut, Ocod, Otang, Komar dan Oyot. Dari kelima anak inilah Cimande disebarkan keseluruh Tanah Pasundan. Sementara di Bogor yang meneruskan penyebaran Cimande adalah muridnya yang bernama Ace yang meninggal di Tarikolot yang hingga kini keturunannya menjadi sesepuh pencaksilat Cimande Tarikolot Kebon Jeruk Hilir.
Pada permulaan abad XIX di Jawa Barat adalah masa-masa kejayaan Cimande sehingga cara berpakaian Kahir dengan menggunakan pakaian celana sontok atau pangsi dengan baju kampret menjadi model pakaian pencak silat hingga kini.
Pada tahun 1825 Kaher meninggal dunia sedangkan buah karyanya terus berkembang dan diterima secara luas oleh masyarakat Jawa Barat. Pola pendidikannya dikembangkan oleh anak didiknya seperti Sera' dan aliran Ciwaringin yang dalam perkembangannya mengadakan perubahan jurus seperti yang dilakukan Haji Abdul Rosid. Akan tetapi berubahan itu tidak jauh berubah dari pakem mempo'Cimande .
Dewasa ini Cimande sudah berkembang ke seluruh pelosok dunia, masalahnya Kahir meninggalkan maempo Cimande tidak berupa catatan tertulis , oral tradisi yang tidak sistimatis. Di desa Cimande, maempo' Cimande tidak berada di dalam tatanan yang terpadu seperti organisasi.
Maempo Cimande perkembang bermula dari keturunan dan keluarga yang tidak terorganisir dalam waktu yang panjang telah menghasilkan murid-murid yang banyak dan dari senilah berkembang dengan seizin atau tidak menjadi perguruan-perguruan Cimande yang baru yang satu dengan yang lain tidak aling mengenal lagi.
Setidak tidaknya Cimande menjadi bagian dasar pendidikan aliran-aliran pencak silat baru yang sudah banyak tersebar diseluruh dunia.
Pola dasar Cimande
(kutipan singkat dari Gema Pencak Silat Vol. 3, no. 1:20-22)
Cimande pada mulanya menggunakan teknik perkelaian dengan jarak jauh, yaitu pesilat mengambil jarak jangkau selepas kaki, jarak ini dimungkinkan untuk dapat mudah menghindari serangan lawan. Jarak ini menjadi jarak dominan untuk serang balik.
Setiap pesilat dalam melakukan serangan harus memperhatikan sikap kaki atau kuda-kuda yang bertujuan untuk menjaga jarak lawan. Kuda-kuda pipih yang digunakan dapat dengan mudah dipindah-pindah, dan dapat diubah-ubah dalam kecepatan dan frekuensi tinggi. Karena dipastikan lawan akan memberikan serangan jarak dalam bentuk pukulan atau tendangan cepat dan tinggi, untuk mengatasinya maka diperlukan jurus agar pesilat dapat mengimbanginya.
Secara garis besar Comande dibagi dibagi dalam tatanan yaitu: Kelid Cimande, Pepedangan Cimande dan Tepak Selancar. Kelid dan Pepedangan merupakan jurus beladiri, sedangkan Tepak Selancar Jurus Seni (dengan iringan musik gendang pencak).
1. Jurus Kelid Cimande
Jurus ini adalah jurus inti yang bertujuan menangkis serangan lawan dengan berusaha merobohkannya. Kelid artinya menangkis serangan lawan sambil berusaha merobohkannya.
Jurus ini berjumlah 33 jurus yaitu:
1.tonjok bareng,
2.tonjok saubelah,
3.kelid selup,
4.timpah seubelah,
5.timpah serong ,
6.timpah duakali,
7.batekan,
8.teke tampa,
9.teke purilit
10.tewekan,
11.kedutan,
12.guaran,
13.kedut guar
14.kelid dibeulah
15.selup dibeulah,
16,kelid tonjok
17.selop tonjok
18.kelid tilu,
19.selup tilu
20.kelid lima
21.selup lima
22 peuncitan,
23.timpah bohong
24.serong panggul,
25.serong guwil,
26.serong guar,
27.singgul serong,
28.singgul sebelah,
29.sabet pedang,
30.beulit kacang,
31.beulit jalak pengkor
32.pakala alit
33.pakala gede
Jika diperhatikan jurus kelid ini nampaknya tertumpu pada ketangguhan tangan sebagai inti kekuatan, seperti:
Tonjok : bentuk tangan mengepal
Teke : menggunakan ruas jari tangan
Tewekan : bentuk tangan pipih menusuk
Kedutan : menggunakan telapak tangan
Guaran : menggunakan sisi tangan bagian luar aupun dalam
Singgulan : menggunakan pangkal tangan
Secara keseluruhan gerakan jurus kelid terlihat agak unik dari gerakan silat lainnya yang pada biasanya keuatan serangan bertumpu kepada kaki seperti silat Minangkabau.
Untuk melatihnya:
Biasanya dilakukan dengan duduk ditempat, sepasang duduk saling berhadapan salah satu kaki dilipat dan lainnya dilonjorkan kedepan demikian pula pasangannya dengan posisi sebaliknya. Pasangan itu melakukan serang bela dalam posisi duduk .
Tujuan latihan ini untuk melatih daya emajinasi seseorang untuk menentukan kuda-kuda yang tepat saat jurus-jurus tersebut dilakukan dengan posisi berdiri. Dengan dikuasainya gerakan tangan tentunya secara otumatis dapat dengan mudah menggunakan kuda-kuda dan serang bela.
2. Jurus pepedangan Cimande
Jurus ini bertumpu kesigapan kaki dan teknik serangan senjata golok. Dalam latihan digunakan senjata dari bambu sebagai pengganti senjata yang sesungguhnya.
Jurus pepedangan ini berjumlah 1 rangkaian jurus yaitu elakan sebeulah - selup kuriling - jagangan - tagongan - piceunan - balungbang- balumbang - sabeulah - opat likur - buang dua kali - selup kuriling langsung - selop bohong.
3. Jurus Tepak Selancar
Jurus ini hanya disajikan sebagai keindahan gerak karena jurus jurusnya memiliki unsur keindahan dan setiap penampilannya harus diiringi musik gendang pencak yang terdiri dari dua gendang besar(indung) dan dua gendang kecil(kulantir) yang berperan sebagai pengiring gerakan dan mengatur tempo lagu. Terompet sebagai melody lagu dan gong kecil (kempul) atau bende dalam penampilannya gerakan pencak selalu ditikberatkan dengan iringan gendang.
Pakem musik yang sudah baku ialah: tepak dua, tepak dungdung , paleredan, golempang dan tepak tilu.
Calon murid dan kode etik
(kutipan singkat dari Gema Pencak Silat Vol. 3, no. 1:20-22)
Setiap calon murid Cimande yang akan mengikuti latihan terlebih dahulu harus menyatakan kesediaannya mematuhi tatacara atau etika perguruan yang amat dihormati;
Syarat-syaratnya ialah harus melalui rangkaian upacara tradisi seperti puasa selama 7 hari yang dimulai dari hari Senin atau Kamis.
Selanjutnya membacakan sumpah atau janji (Patalekan Cimande)
1. Harus taat sdan taqwa kepada Allah dan Rasulnya
2. Jangan melawan kepada ibu dan bapak
3. Jangan melawan kepada guru dan ratu(pemerintah)
4. Jangan berjudi dan mencuri
5. Jangan ria, takabur dan sombong
6. Jangan berbuat zinah
7. Jangan bohong dan licik
8. Jangan mabok-mabokan dan menghisap madat
9. Jangan jahil dan menganiaya sesama mahluk Tuhan
10. Jangan memetik tampa ijin, mengambil tampa minta,
11. Jangan suka iri hati dan dengki
12. Jangan suka tidak membayar hutang
13. Harus sopan santun, rendah hati dan saling harga menghargai diantara sesama manusia.
14. Berguru Cimande bukan untuk gagah-gahan , kesombongan dan ugal-ugalan tetapi untuk mencapai keselamatan dunia dan akhirat.
Patalekan Cimande dijelaskan sedemikian rupa dan diulang-ulang kepada calon murid hingga murid benar-benar memahaminya dan mematuhinya dengan dipegang tangannya oleh guru sebagai tanda kesanggupan .
Berikutnya guru membacakan do'a tawasul dan meneteskan air bercampur daun sirih ke mata sang murid (dipeureh) tradisi ini disebut upacara keceran untuk menajamkan pandangan mata.
Pada dasarnya Cimande ini berfungsi sebagai media siar agama Islam oleh karena itu ketaatan kepada Allah dan Rasulnya dengan menjalankan segala perintahnya dan menjahui larangannya merupakan syariat yang harus ditaati warga Cimande. Cimande merupakan pengisi dan pengekang nafsu hewani dan sifat-sifat lain yang dapat merugikan semua pihak. Hal ini Cimande bukan bertujuan untuk menguasai dan berkuasa atas diri manusia lainnya. Pada hakekatnya Talek Cimande adalah roh dari pencaknya, tampa Talek Cimande, pencak Cimande ibarat mayat yang menebarkan bau busuk yang menyesakkan.